Rupiah Terkoreksi Akibat Ekspektasi Pemulihan Ekonomi Amerika Serikat, USD Berjaya
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi (4/3) terkoreksi, tetapi USD makin menguat.
Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, rupiah terkoreksi seiring ekspektasi pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.
Pada pukul 9.45 WIB, rupiah melemah 53 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.298 per USD dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.245 per USD.
"Kenaikan indeks USD dan yield obligasi AS kemungkinan akan mendorong pelemahan rupiah di tengah minimnya sentimen positif dari dalam negeri," kata dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Menurut Ahmad, indeks USD kemungkinan menguat ke level 91 hari ini setelah imbal hasil obligasi AS kembali naik dan kemungkinan mendorong arus modal masuk ke AS.
Selain itu data Markit Composite final Februari yang naik menjadi 59,5 dari 58,7 pada Januari, menunjukkan semakin membaiknya ekonomi AS dan menjadi sentimen positif bagi USD.
Sedangkan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan menguat ke level 1,5 persen.
"Para pelaku pasar berekspektasi akan semakin cepatnya pemulihan ekonomi AS pada 2021 setelah Presiden Joe Biden berjanji bahwa ketersediaan vaksin bagi seluruh orang dewasa di AS maju lebih cepat dibandingkan yang dijadwalkan," ujarnya.
Rupiah terpengaruh faktor eksternal dan terkoreksi pada Kamis pagi (4/3). Simak selengkapnya.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin