Rupiah Terus Melemah, BI: Tak Perlu Dirisaukan

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga mengatakan, mata uang pasar berkembang mengalami tekanan karena dolar AS yang lagi terapresiasi.
’’Rupiah mungkin akan menghadapi lebih banyak risiko penurunan di jangka pendek karena ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini semakin meningkat,” kata Lukman.
Hal senada diungkapkan ekonom Bank Permata Josua Pardede.
Menurut dia, dolar AS masih berpeluang menguat.
Hal itu membuat mata uang di emerging markets bakal melemah.
’’Saya pikir penguatan USD dapat berlanjut apabila didukung juga oleh perbaikan dan konsistensi data-data ekonomi AS. Tren penguatan USD masih berpotensi terjadi hingga akhir tahun, seiring dengan pengetatan kebijakan moneter yang akan direalisasikan akhir tahun ini,” ujar Josua.
Menguatnya mata uang dolar AS memang secara dominan masih disebabkan kebijakan reformasi perpajakan di AS serta data-data ekonomi AS yang terus menunjukkan perbaikan.
Sementara itu, fundamental ekonomi domestik dinilai masih cukup baik.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah tak perlu terlalu dirisaukan.
- Makin Anjlok, Kurs Rupiah Tembus Rp 16.588 Per USD
- Breaking News: Investor Frustrasi, Rupiah Tembus Rp 16.620
- Pramono Dorong Peran Bank DKI Mengimplementasikan QRIS Tap NFC Bank Indonesia
- Rupiah Hari Ini Menguat Efek Sentimen Negatif kepada USD
- bank bjb Permudah Penukaran Uang Jelang Lebaran Lewat SERAMBI
- Cadangan Devisa Turun Tipis Dipengaruhi Pembayaran Utang Pemerintah