Rupiah Terus Melemah, BI: Tak Perlu Dirisaukan
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga mengatakan, mata uang pasar berkembang mengalami tekanan karena dolar AS yang lagi terapresiasi.
’’Rupiah mungkin akan menghadapi lebih banyak risiko penurunan di jangka pendek karena ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed tahun ini semakin meningkat,” kata Lukman.
Hal senada diungkapkan ekonom Bank Permata Josua Pardede.
Menurut dia, dolar AS masih berpeluang menguat.
Hal itu membuat mata uang di emerging markets bakal melemah.
’’Saya pikir penguatan USD dapat berlanjut apabila didukung juga oleh perbaikan dan konsistensi data-data ekonomi AS. Tren penguatan USD masih berpotensi terjadi hingga akhir tahun, seiring dengan pengetatan kebijakan moneter yang akan direalisasikan akhir tahun ini,” ujar Josua.
Menguatnya mata uang dolar AS memang secara dominan masih disebabkan kebijakan reformasi perpajakan di AS serta data-data ekonomi AS yang terus menunjukkan perbaikan.
Sementara itu, fundamental ekonomi domestik dinilai masih cukup baik.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah tak perlu terlalu dirisaukan.
- Bank Indonesia & dibimbing.id Kolaborasi Melatih 300 Mahasiwa Mahir Digital Marketing
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar