Rupiah Terus Melemah
Rabu, 17 Juli 2013 – 06:17 WIB
Doktor ekonomi lulusan Australian National University ini menyebut, dibandingkan negara-negara lain, depresiasi Rupiah terhadap USD masih relatif lebih ringan. "Kalau yang lain menguat, tapi Rupiah melemah, itu baru mengkhawatirkan," ujarnya.
Kenapa Rupiah tetap melemah meski harga BBM dinaikkan? Menurut Chatib, sebenarnya potensi penguatan Rupiah dari kenaikan BBM muncul dari potensi penurunan impor karena penghematan. Sayangnya, pengurangan stimulus di AS membuat aliran modal keluar dari emerging markets seperti Indonesia. "Jadi, faktor domestik (dari pengurangan impor BBM) kalah dengan faktor eksternal," jelasnya.
Ekonom yang juga Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Mirza Adtyaswara mengatakan, meski faktor eksternal memegang peran penting, kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini juga menjadi faktor krusial yang menggiring pelemahan Rupiah. "Lihat saja, inflasi kita tinggi, neraca dagang defisit, dan defisit APBN makin besar," ujarnya.
Dengan kondisi demikian, Rupiah memang akan sulit kembali menguat ke level di bawah 10.000 tanpa intervensi besar-besaran dari BI. Namun, dalam jangka menengah dan panjang, ketika fundamental ekonomi Indonesia membaik, barulah Rupiah akan kembali menguat. "Dengan kondisi saat ini, nilai tukar Rp 10.100 (per USD) masih bida diterima," katanya. (owi)
JAKARTA - Rupiah tengah menuju titik keseimbangan atau ekuilibrium baru. Setelah menembus level Rp 10.000 per USD, Bank Indonesia (BI) membiarkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Para Investor kini Menjadikan ESG sebagai Kriteria Utama Portofolio
- PPM MHU Raih Tamasya Award 2024 dari Kementerian ESDM
- SIG Raih Peringkat Emas di Ajang SNI Award 2024
- Bank bjb Raih Digital Banking Award 2024 dari Investortrust
- Re.Search Gelar Puncak Acara Innovation Lab 2024
- BNI Emerald Center Manjakan Nasabah Premium dengan Konsep Baru