Rupiah Terus Menguat, Inilah Pemicunya

Mantan menkeu itu merinci, sepanjang Januari hingga pekan ketiga April 2016, aliran dana masuk (capital inflow) ke Indonesia mencapai Rp 71 triliun atau lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 50 triliun.
”Di Indonesia, kelihatan juga banyak korporasi yang melepas valas, sehingga (rupiah) terjadi penguatan sekitar 3 persen sampai 4 persen. Tetapi, kami melihat ini untuk tetap mewaspadai kondisi dunia,” katanya.
Dia juga menambahkan bahwa langkah pemerintah dan DPR yang kini tengah menggodok rencana penerapan pengampunan pajak (tax amnesty) juga bakal membuat kondisi yang baik pada likuiditas dalam negeri.
Dengan begitu, akan banyak dana masuk ke sektor perbankan RI dalam jumlah yang cukup banyak.”Di semester II, dengan APBN-P dilakukan dan tax amnesty bisa diwujudkan, tentu akan membuat likuiditas yang lebih besar,” tambahnya.
Namun, dia juga terus mengimbau beberapa hal yang masih perlu diwaspadai diantaranya yakni kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang kembali menaikkan suku bunga acuannya tahun ini. Faktor lainnya yakni harga komoditas yang masih anjlok di dunia.
”Jadi kondisi risk on sedang terjadi dalan seminggu, tentu masih kita harus terus perhatikan ke depan. Tetapi suku bunga The Fed di tahun ini akan naik 25 sampai 50 basis poin,” katanya. (dee)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Soal Keluhan AS Terhadap Barang Bajakan di Mangga Dua, Kemendag Bilang Begini
- Sinarmas Investama Ajak Generasi Muda Melek Investasi Digital
- Sejumlah Tokoh Ikut Tenangkan Nasabah Bank DKI dan Imbau Tidak Kosongkan Rekening
- SPBH Milik PLN IP Bakal Jadi Kunci Penting Mewujudkan Transportasi Berbasis Hidrogen
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- Harga Emas Melonjak, Didimax Buka Edukasi Trading Gratis