Rusia Bombardir Kiev Saat Sekjen PBB ke Ukraina, Bahkan Luncurkan Peluru Kendali

"Ada serangan di Kiev, saya terkejut, bukan karena saya sedang berada di sini, tetapi karena Kiev adalah kota suci bagi masyarakat Ukraina maupun Rusia," ujar Guterres kepada stasiun penyiaran Portugal, RTP, ketika ditanya soal ledakan tersebut.
Belum ada komentar dari Rusia soal rentetan ledakan itu, yang disebut Zelenskyy merupakan bukti jangan sampai kehilangan kewaspadaan. Jangan menganggap bahwa perang sudah berakhir.
Pembicaraan Guterres dengan Zelenskyy dipusatkan antara lain pada upaya mengevakuasi para petempur dan warga sipil Ukraina yang berlindung di sebuah pabrik baja di Mariupol, kota yang terkepung.
Kota di Ukraina timur itu menjadi target utama penyerbuan Rusia di kawasan Donbas.
Presiden Rusia Vladimir Putin, secara prinsip menyetujui keterlibatan PBB dan Palang Merah dalam proses evakuasi pabrik baja.
Persetujuan itu mengemuka dalam pembicaraan terpisah yang dilakukan Guterres dengan Putin pada Selasa (26/4) di Moskow.
Para pejabat Ukraina telah menyatakan kekhawatiran Rusia bermaksud menangkap orang-orang yang masih terjebak di pabrik tersebut, tetapi dugaan itu ditepis oleh Moskow.
Rusia pada awal April menarik pasukannya dari dekat Kiev setelah gagal menguasai kota tersebut.
Rusia membombardir Kiev saat Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa ke Ukraina, bahkan meluncurkan peluru kendali.
- Volodymyr Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump
- Kaya Gila
- Donald Trump Pundung, Amerika Setop Bantuan Militer untuk Ukraina
- Berdebat Sengit dengan Trump, Zelenskyy Tinggalkan Gedung Putih Lebih Awal
- Presiden AS dan PM Inggris Bertemu Untuk Akhiri Perang Ukraina
- Tegas, Sekjen PBB Menentang Pemindahan Paksa Warga Palestina dari Gaza