Rusia Bombardir Kota-Kota Ukraina, Begini Nasib Anak-Anak di Sana
Meski Lviv masih jauh dari jangkauan Rusia, ketakutan akan sirene berikutnya sering mereka rasakan.
Saat sedang berbicara, Olha mendengar suara sirene dari jalan di luar gedung. Ia segera berlari ke lantai dasar di mana anak-anak berada, meminta agar mereka dipindahkan ke ruangan lain di lantai itu sampai ada suara sirene kedua, yang menandakan bahwa kondisi bahaya untuk sementara sudah berlalu.
"Kami tidak siap perang. Tapi, saya pikir dengan situasi seperti ini, kami harus berusaha melakukan yang terbaik," katanya.
Meski baru kurang dari seminggu, invasi Ukraina yang dilakukan Rusia telah menimbulkan beban berat bagi kehidupan warganya.
Menurut catatan PBB, lebih dari 660.000 warga Ukraina telah melewati perbatasan negara tetangga seperti Polandia, Hungaria dan Slovakia. Antrean warga yang ingin melewati perbatasan juga memanjang dari hari ke hari.
Kekhawatiran dan kebingungan para staf akan masa depan anak-anak ditambah konflik yang sedang berlangsung di negara mereka terasa di gedung sekolah Lviv tersebut.
Layaknya setiap warga Ukraina, mereka terus memutakhirkan kabar terbaru di ponsel mereka, sembari mengecek bila ada notifikasi dari pemerintah setempat di aplikasi Telegram.
Sekolah ini hanya bisa menjadi tempat pengungsian sementara.
Ratusan anak Ukraina yang berada di daerah invasi Rusia diungsikan ke sebelah barat negara itu
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan