Rusia Buka Koridor Pengungsi, Lalu Lakukan Aksi Brutal
Sedikitnya 351 orang di Ukraina dipastikan tewas dan 707 lainnya mengalami luka sejak pasukan Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari, meski angka sebenarnya kemungkinan "jauh lebih tinggi", menurut misi pemantau PBB, Sabtu (5/3).
Sebagian besar korban sipil tewas akibat penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncur roket serta serangan udara. Akibatnya, area terdampak pun meluas, kata pemantau dari OHCHR.
OHCHR adalah kantor komisioner tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan hak asasi manusia.
"OHCHR meyakini bahwa jumlah (korban) yang sesungguhnya jauh lebih tinggi, terutama di wilayah kekuasaan Pemerintah dan dalam beberapa hari belakangan, sebab perolehan informasi dari sejumlah titik perang tertunda dan banyak laporan yang masih menunggu konfirmasi," katanya.
Misi itu menyebutkan bahwa dugaan soal ratusan korban jiwa berjatuhan di Volnovakha belum dikonfirmasi. Di kota itu, jalur evakuasi yang aman sedang diupayakan untuk bisa melewati pengepungan pasukan Rusia. (ant/dil/jpnn)
Data PBB menyebutkan sedikitnya 351 orang di Ukraina dipastikan tewas dan 707 lainnya mengalami luka sejak pasukan Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari
Redaktur & Reporter : Adil
- Vladimir Putin: Rusia Bukan Musuh Barat, Mari Bersahabat
- Tak Bisa Kirim Senjata, Jepang Bantu Ukraina Usir Rusia dengan Cara Ini
- Rusia Halangi Bantuan Kemanusiaan ke Wilayah Pendudukan di Ukraina
- Jatuhkan Sanksi Lagi, Jepang Sebut Rusia Tak Termaafkan
- Rusia Dipermalukan di Lyman, Kadyrov Minta Putin Gunakan Nuklir
- Dibantu Menulis CV, Pengungsi Ukraina Masih Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan di Australia