Rusia Dituduh Berada di Balik Serangan Siber di Australia
Pihak berwenangan menyatakan perusahaan-perusahaan Australia turut jadi korban serangan siber yang diduga dilakukan Rusia. Serangan tersebut menarget "jutaan komputer " di seluruh dunia.
Amerika Serikat, Inggris dan Australia menuduh para peretas yang didukung Pemerintah Rusia menyerang router komputer di seluruh dunia melalui spionase dunia maya yang menargetkan lembaga pemerintah, bisnis, dan operator infrastruktur.
Di Australia, ratusan perusahaan kena serangan pada tahun 2017, namun Menteri Urusan Keamanan Siber Australia Angus Taylor mengatakan belum ada indikasi bahwa data-datanya telah dicuri.
Pusat Keamanan Siber Australia telah memberi tahu kalangan perusahaan yang menjadi korban serangan.
Menteri Taylor mengungkapkan "sejumlah besar" lembaga di Australia kena serangan ini.
"Router yang tersedia secara komersial digunakan sebagai titik masuk. Ini menunjukkan bahwa setiap perangkat yang terhubung sangat rentan terhadap aktivitas berbahaya," jelasnya.
"Upaya Rusia ini jadi peringatan bahwa perusahaan dan individu Australia terus-menerus menjadi sasaran oleh aktor jahat baik negara maupun non-negara. Kita harus mempertahankan praktik keamanan siber yang ketat," tambahnya.
Para pejabat AS dan Inggris mengeluarkan peringatan bersama mengenai hal ini. Serangan ini menarget router yang merupakan bagian penting dari infrastruktur internet.
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara