Rusia Dituduh Berada di Balik Serangan Siber di Australia

Laporan itu menyatakan target serangan terutama organisasi pemerintahan dan sektor swasta, penyedia infrastruktur penting dan penyedia layanan internet yang mendukung sektor-sektor ini.
"Secara khusus, eksploitasi siber ini diarahkan pada perangkat infrastruktur jaringan di seluruh dunia seperti router, switch, firewall, dan Network Intrusion Detection System (NIDS)," kata pernyataan itu.
"Vendor perangkat jaringan, ISP, organisasi sektor publik, perusahaan swasta dan kantor kecil atau kantor rumahan harus membaca peringatan (TA18-106A) dan mengikuti strategi mitigasi yang direkomendasikan," tambahnya.
Laporan itu menuding "aktor yang disponsori Rusia" menggunakan router untuk mendukung spionase, mengambil properti intelektual, dan mempertahankan akses ke jaringan korban.
"Kegiatan Pemerintah Rusia terus mengancam keselamatan, keamanan dan integritas ekosistem dunia maya kita," kata Jeanette Manfra dari Direktorat Perlindungan dan Program Nasional.
Wakil asisten direktur FBI, Howard Marshall mengatakan, serangan itu adalah bagian dari pola berulang yang dilakukan Pemerintah Rusia.
Rincian serangan
Pemerintah AS dan Inggris mengatakan mereka akan memberikan rincian teknis tentang serangan ini. Sehingga lembaga yang terkena dapat menentukan apakah mereka telah diretas dan menggagalkan upaya yang sama di masa depan.
Para pejabat AS dan Inggris mengatakan, router yang terinfeksi dapat digunakan untuk meluncurkan operasi siber ofensif di masa depan.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya