Rusia Dituduh Mengerahkan Tentara Bayaran dari Kelompok Wagner ke Ukraina

Pekan lalu Human Rights Watch mengatakan tersangka tentara bayaran Rusia diduga terlibat dalam pembantaian di Mali di mana sekitar 300 pria sipil dieksekusi.
"Insiden itu adalah kekejaman tunggal terburuk yang dilaporkan dalam konflik bersenjata selama satu dekade di Mali," katanya.
Untuk menghindari tanggung jawab, Grup Wagner kabarnya tak jarang beroperasi dengan nama berbeda.
Rusia telah membantah memiliki hubungan dengan kelompok tersebut. Selain itu, bisnis tentara bayaran adalah ilegal menurut hukum Rusia.
Tapi seperti yang dikatakan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian, mereka ini perusahaan tentara bayaran Rusia yang melakukan perang dengan atas nama Rusia.
Bukan hanya Rusia
Namun bukan hanya Rusia yang menggunakan kekuatan tentara swasta dalam suatu konflik.
Menurut Erica Gaston, Amerika Serikat telah menggunakan tentara swasta dalam perang Afghanistan dan Irak dalam jumlah sangat besar sampai-sampai Grup Wagner tidak ada apa-apanya.
"Pada titik tertentu, tentara bayaran menjadi kontingen terbesar kedua di Irak setelah pasukan resmi AS. Jika kita hitung semua dukungan teknis dan logistik, jumlahnya bisa mencapai 180.000 orang," jelas Erica.
Di tengah berlangsungnya Perang Ukraina, negara-negara Barat berulang kali menyebut keterlibatan kelompok tentara bayaran yang mereka tuduh terkait dengan Pemerintah Rusia
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'