Rusia Kecam Australia Karena Dukung Serangan Udara ke Suriah

Duta Besar Rusia untuk Australia telah menegur Pemerintahan Tony Abbott karena mendukung serangan bom di Suriah, dan memperingatkan, kelompok teroris ISIS akan semakin kuat jika rezim Suriah jatuh.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara untuk Duta Besar Vladimir Morozov mengatakan, serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok ISIS di negara yang dilanda perang itu, belum mencapai banyak kemajuan.
"Dari perspektif Rusia, kami tak yakin membombardir Suriah adalah solusi untuk krisis regional dan cara untuk menghancurkan ISIS. Kami menyarankan adanya koalisi internasional yang luas untuk memerangi terorisme. Ini telah disuarakan oleh Presiden Rusia," utaranya.
Australia telah menegaskan bahwa Angkata Udara (RAAF)-nya menarget kelompok ISIS, bukan rezim Assad, yang tak diakui secara resmi oleh Pemerintah Australia.
RAAF diperkirakan meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dalam hitungan hari. (Foto: Australian Defence Force, Sgt Pete)
Tapi pernyataan Rusia- yang menyuarakan retorika terbaru dari Moskow tentang serangan bom yang dipimpin AS -mengklaim bahwa teroris justru akan mendapat lebih banyak wilayah di Suriah jika rezim Assad runtuh.
"Jelas sekali, kini saya pikir semua orang mengerti bahwa menghapus rezim Bashar al-Assad bukanlah solusi,” kemuka juru bicara itu.
Ia menyebut, "Bekerja sama dengan Pemerintah Suriah dan pasukan oposisi melalui operasi militer melawan teroris ISIS berdasarkan konsensus internasional yang luas, merupakan pilihan terbaik."
Duta Besar Rusia untuk Australia telah menegur Pemerintahan Tony Abbott karena mendukung serangan bom di Suriah, dan memperingatkan, kelompok teroris
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia