Rusia Kirim Ahli Forensik Terbaik
Minggu, 13 Mei 2012 – 19:09 WIB
JAKARTA - Tim Forensik Rusia yang dikepalai dokter Andre Korvolev menyatakan, pihaknya tidak akan bekerjasama penuh dengan pihak Indonesia dalam proses identifikasi jenazah korban pesawat Sukhoi Superjet (SSJ) 100 yang menabrak tebing Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Tim forensik Rusia akan menerapkan standar kerjasama yang berlaku di dunia internasional.
“Kami akan bekerja sesuai standar interpol,” kata Korvolev dalam konferensi pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Minggu (13/5). Hadir dalam kesempatan itu antara lain Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Mabes Polri, Brigjen Pol Musaddeq Ishaq, Kepala DVI Kombes Pol Anton Castilani, Kepala RS Polri Brigjen Agus Prayitno, pengamat cyber Roy Suryo, serta Kabid Penum Mabes Polri, Kombes Pol boy Rafli Amar.
Korvolev menjelaskan, pakar dari Rusia yang datang ke Indonesia untuk bekerjasama dalam proses identifikasi di antaranya ahli forensic patologi dan forensic antropologi. Korvolev juga membenarkan jika dalam waktu dekat ini pakar terbaik Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dari Rusia, Profesor Ivanov akan bergabung bersama tim. “Kami berharap dalam waktu terdekat kami bisa identifikasi semua potongan baik kecil maupun besar dari jenazah korban,” imbuhnya.
Andre menyatakan turut berbela sungkawa kepada keluarga dan menyesal atas musibah itu. Dia juga berterima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Polri yang bekerjasama dalam penyidikan ini.
JAKARTA - Tim Forensik Rusia yang dikepalai dokter Andre Korvolev menyatakan, pihaknya tidak akan bekerjasama penuh dengan pihak Indonesia dalam
BERITA TERKAIT
- 9 Negara Bersatu Demi Mendukung Hak Palestina, Indonesia?
- Trump Tidak Bercanda soal Greenland, Simak Penegasan dari Menlu AS Ini
- Pesawat PSA Airlines dan Heli Militer Tabrakan di Udara, Donald Trump Murka
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis