Rusia, Mantan Adidaya yang Masih Terganggu Chauvinisme
Petugas Tarik Pungli, Lupa Pelototi Bom
Minggu, 30 Januari 2011 – 18:49 WIB
MOSKOW - Ledakan bom bunuh diri di Bandara Internasional Domodedovo, Moskow, Senin sore waktu setempat (24/1) mengalihkan perhatian dunia ke Rusia. Sebanyak 35 orang yang tewas dalam insiden paling mematikan di bandara internasional itu mengingatkan masyarakat internasional bahwa Negeri Beruang Merah masih bergolak. Paham nasionalisme sempit (chauvinisme) dan korupsi disebut-sebut sebagai dua faktor utama pemicu konflik di Rusia. Chauvinisme yang lantas melahirkan sikap rasial muncul karena negara federasi itu tidak hanya terdiri atas satu suku bangsa. Fenomena yang sebenarnya juga terjadi di negara-negara lain. Sedikitnya, ada delapan etnis utama yang menyusun populasi negara bekas Uni Soviet tersebut. Di antaranya, etnis Rusia, Kaukasia, dan Chechnya. Porsi terbanyak memang etnis Rusia. Yakni, sekitar 80 persen dari total penduduk Rusia yang berkisar 142 juta jiwa.
Satu hari setelah insiden maut tersebut mengguncang moral warga Rusia, Presiden Dmitry Medvedev langsung memecat sejumlah pejabat tinggi keamanan dalam negeri. Salah seorang di antaranya adalah Mayjen (polisi) Andrei Alexeyev. Meski tegas, langkah pemimpin 45 tahun itu dirasa terlalu lemah untuk mencegah kemungkinan serangan berikutnya. Perintah Medvedev agar keamanan dalam negeri dan kinerja intelijen dilipatgandakan pun tidak akan mampu menghentikan serangan serupa.
Baca Juga:
Pada halaman editorialnya Jumat lalu (28/1), harian The Chronicle Herald menuliskan bahwa langkah tegas Medvedev sia-sia. "Memecat pejabat (keamanan) dan memerintahkan peningkatan keamanan tidak akan membuahkan hasil maksimal," tulis surat kabar terbitan Kanada itu, mengutip keterangan beberapa pakar Rusia. Para pakar tersebut sepakat bahwa akar dari konflik yang timbul tenggelam di negerinya adalah chauvinisme dan korupsi.
Baca Juga:
MOSKOW - Ledakan bom bunuh diri di Bandara Internasional Domodedovo, Moskow, Senin sore waktu setempat (24/1) mengalihkan perhatian dunia ke Rusia.
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer