Rusia Mengambek, Pasokan Pangan Dunia Kembali Terancam
jpnn.com, JAKARTA - Rusia mengambek dan memutuskan untuk menangguhkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang masa berlakunya habis pada Senin (17/7).
"Seperti yang dikatakan Presiden Federasi Rusia (Vladimir Putin) sebelumnya, batas waktunya adalah 17 Juli. Sayangnya, bagian yang berkaitan dengan Rusia dalam perjanjian Laut Hitam hingga kini belum dilaksanakan. Oleh karena itu, operasinya dihentikan," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam konferensi pers.
Peskov lebih lanjut mengatakan bahwa Rusia akan kembali mengimplementasikan kesepakatan tersebut setelah kepentingan Moskow dalam kesepakatan itu terpenuhi.
Secara terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada kantor berita RIA yang dikelola pemerintah bahwa Moskow secara resmi telah memberi tahu Ukraina, Turki, dan Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang keberatannya untuk memperpanjang kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.
Setahun yang lalu, Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB menandatangani perjanjian di Istanbul untuk melanjutkan kembali ekspor biji-bijian dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam yang jadi bagian penting dari rantai pasokan pangan global.
Pusat Koordinasi Bersama didirikan di Istanbul dengan pejabat dari tiga negara tersebut dan PBB untuk mengawasi pengiriman biji-bijian.
Kesepakatan itu telah diperbarui beberapa kali sejak itu, dan diperpanjang selama dua bulan lagi pada 18 Mei 2023. (ant/dil/jpnn)
Rusia mengambek dan memutuskan untuk menangguhkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang masa berlakunya habis pada Senin (17/7).
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?