Rusia Minta Eropa Jauhi Ukraina
jpnn.com - MUNICH - Dukungan dan simpati yang mengalir ke oposisi Ukraina menuai reaksi keras dari Rusia. Kemarin (1/2) Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengungkapkan kemarahannya kepada para petinggi Uni Eropa (UE). Menurut dia, para pemimpin negara UE terlalu jauh mencampuri urusan dalam negeri Ukraina.
Politikus 63 tahun itu menuding simpati UE terhadap oposisi Ukraina sebagai salah satu pemicu konflik. Merasa mendapatkan banyak dukungan dari negara-negara Barat, oposisi Ukraina pun menjadi semakin nekat. Bahkan, mereka tidak takut lagi terhadap aparat. Berbagai bentrok berdarah dan aksi anarkistis di ibu kota Ukraina selama sekitar dua pekan terakhir menjadi buktinya.
"Mengapa para politisi terhormat UE justru mendukung aksi semacam itu? Padahal, mereka akan dengan sangat cepat mengecam dan menjatuhkan hukuman kepada para pelaku kekerasan di dalam negeri masing-masing," ungkap Lavrov dalam sebuah panel diskusi di Kota Munich, Jerman. Yakni, Konferensi Keamanan Munich alias Munich Security Conference.
Dalam kesempatan itu, Lavrov juga mengkritik dukungan UE terhadap oposisi Ukraina. Menurut dia, kebijakan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. "Apa hubungan mengadakan protes di jalanan dengan demokrasi?" ungkap alumnus Moscow State Institute of International Relations tersebut. Apalagi, lanjut dia, aksi protes di jalanan tersebut rawan melahirkan konflik.
Selain itu, Lavrov menyindir Pemimpin Dewan Eropa Herman Van Rompuy yang menyiratkan dukungan terhadap aksi protes oposisi. Sebab, salah satu tuntutan oposisi dalam rangkaian aksi protesnya adalah agar pemerintah membawa Ukraina masuk UE. "Rakyat Ukraina harus diberi kebebasan dalam memilih masa depan mereka sendiri," kata Rompuy terkait dengan rencana keanggotaan Ukraina pada UE.
Namun, Lavrov menganggap kalimat Rompuy tersebut terlalu tendensius. (AP/AFP/hep/dos)
MUNICH - Dukungan dan simpati yang mengalir ke oposisi Ukraina menuai reaksi keras dari Rusia. Kemarin (1/2) Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengungkapkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Joe Biden Larang Pabrik Baja Amerika Dijual ke Perusahaan Jepang
- Ekonomi Vietnam Makin Maju, Hanoi Jadi Kota Paling Tercemar di Dunia
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka
- 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Korsel
- Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel
- CDC: Kasus Norovirus di Amerika Serikat Terus Meningkat Tajam