Rusia: Oposisi Syria Bakal Menang
Rezim Assad Kerahkan Rudal Scud, Gedung Depdagri Dihajar Bom
Jumat, 14 Desember 2012 – 05:35 WIB
Dia mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa NATO mendeteksi peluncuran rudal jarak pendek oleh militer Syria ke posisi pejuang oposisi. Menurut dia, pengerahan rudal itu jelas mengabaikan nyawa rakyat Syria.
Kemarin AS juga membeber bahwa rezim Assad telah menembakkan beberapa rudal Scud ke kantong-kantong oposisi. Bahkan, serangan berbahaya itu sudah berlangsung selama beberapa hari. "Rudal-rudal Scud itu diarahkan ke wilayah utara Syria," ungkap seorang pejabat AS yang tak mau disebutkan namanya.
Jubir Deplu AS Victoria Nuland membenarkan soal penembakan rudal ke posisi oposisi di Syria. Tapi, dia tidak mau membeber lebih rinci. "Belakangan, karena semakin terdesak, rezim (Assad) mulai meningkatkan penggunaan senjata mematikan, termasuk rudal," ungkapnya.
Sementara itu, meski mengakui rezim Assad akan kalah, Kremlin belum mengubah sikap soal Syria. Moskow masih enggan bersepakat dengan negara-negara Barat yang mulai memberlakukan sanksi pada rezim Assad. Bogdanov pun menegaskan bahwa Rusia tetap memegang kesepakatan di Jenewa, Swiss, pada Juni lalu. Yakni, mengutamakan jalur perundingan untuk menyelesaikan konflik Syria.
MOSKOW - Hanya sehari setelah Presiden Barack Obama menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) mengakui koalisi oposisi Syria sebagai satu-satunya perwakilan
BERITA TERKAIT
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya