Rusia: Oposisi Syria Bakal Menang
Rezim Assad Kerahkan Rudal Scud, Gedung Depdagri Dihajar Bom
Jumat, 14 Desember 2012 – 05:35 WIB
Moskow pun kembali mengimbau kepada kedua pihak yang berkonflik di Syria untuk berkompromi. Menurut Bogdanov, satu-satunya solusi yang paling mungkin untuk mengakhiri krisis Syria adalah negosiasi. Tapi, oposisi tak mau dialog dengan rezim Assad, kecuali presiden 47 tahun itu bersedia menghentikan seluruh serangan militernya dan mundur.
Menurut Bogdanov, aksi kekerasan hanya akan membuat rakyat Syria semakin menderita. Lagipula, meski berada di atas angin, oposisi bakal tetap butuh waktu untuk bisa menang atas pasukan Assad.
"Pertempuran akan menjadi semakin sengit dan Anda akan kehilangan puluhan ribu dan bahkan mungkin ratusan ribu nyawa," ungkapnya kepada oposisi.
Karena itu, Kremlin mengimbau koalisi oposisi yang sudah diakui negara-negara anggota Friends of Syria agar mau berunding. Jadi, jatuhnya lebih banyak korban jiwa bisa dicegah. "Tapi, jika Anda menganggap itu harga yang harus dibayar untuk menggulingkan presiden (Assad), kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi," terangnya Bogdanov.
MOSKOW - Hanya sehari setelah Presiden Barack Obama menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) mengakui koalisi oposisi Syria sebagai satu-satunya perwakilan
BERITA TERKAIT
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya