Rusia: Oposisi Syria Bakal Menang
Rezim Assad Kerahkan Rudal Scud, Gedung Depdagri Dihajar Bom
Jumat, 14 Desember 2012 – 05:35 WIB
Pernyataan Bogdanov memicu reaksi beragam. Oposisi yang selama ini menganggap Kremlin sebagai sekutu rezim pun semakin semangat memperjuangkan cita-citanya untuk mengakhiri pemerintahan Assad. Sebaliknya, pemaparan itu membuat para pendukung Assad gelisah karena mereka merasa kehilangan sekutu.
"Rusia coba memosisikan diri sebaik mungkin jelang kejatuhan rezim Assad yang selama ini mereka dukung," tutur Fyodor Lukyanov, editor majalah Global Affairs.
Kebijakan Kremlin itu, kata dia, sudah tepat. Akan lebih baik bagi Rusia untuk jujur mengungkapkan kondisi saat ini daripada menunggu rezim Assad benar-benar runtuh.
Kemarin Bogdanov juga mengatakan bahwa Kremlin mempertimbangkan rencana evakuasi staf diplomatiknya dari Syria. Termasuk, ribuan warga Rusia yang tinggal di sana. Tapi, evakuasi belum akan terjadi dalam waktu dekat.
"Belum saat ini," tegasnya kepada Kantor Berita Interfax.
MOSKOW - Hanya sehari setelah Presiden Barack Obama menyebut bahwa Amerika Serikat (AS) mengakui koalisi oposisi Syria sebagai satu-satunya perwakilan
BERITA TERKAIT
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya