Rusia Penjarakan Pakar Militer Gara-gara Jual Rahasia Militer
jpnn.com, MOSKOW - Pengadilan Rusia, Kamis, menjatuhkan hukuman penjara selama tujuh tahun terhadap seorang warga Rusia pakar militer, yang diyakini berkhianat dengan menjual rahasia negara kepada sebuah perusahaan konsultasi Jerman.
Pengadilan di Saint Petersburg menyatakan bahwa pakar tersebut, Vladimir Neyelov, telah mengaku menjual informasi soal bagaimana Dinas Keamanan Federal --badan penerus KGB era Soviet-- melatih serta melatih ulang staf operasionalnya.
Namun, kata pengadilan, Neyelov tidak menganggap data tersebut bersifat rahasia.
Persidangan kasus itu dilangsungkan secara tertutup karena, menurut pengadilan, mengandung aspek-aspek rahasia. Keterangan rinci soal kasus itu belum diumumkan kepada publik.
Pengadilan juga tidak menyebut nama perusahaan Jerman yang dimaksud.
Sebelum ditangkap pada 2018, Neyelov membuat tulisan soal kontraktor militer swasta. Ia juga pernah bekerja untuk dua lembaga kajian, termasuk yang disebut sebagai pusat kajian gambaran strategis, demikian dilaporkan surat kabar Rusia, Kommersant.
Rusia dituduh Amerika Serikat menggunakan kontraktor militer swasta, misalnya di Libya, untuk menutupi peranannya di sana. Moskow mengatakan oknum-oknum Rusia yang menjadi tentara bayaran di sana tidak mewakili kepentingan Rusia sebagai negara.
Sejumlah pakar, ilmuwan dan akademisi Rusia mengalami penangkapan dalam beberapa tahun belakangan ini dan didakwa berkhianat karena diduga menyerahkan rahasia kepada pihak asing. (antara/jpnn)
Pengadilan Rusia, Kamis, menjatuhkan hukuman penjara selama tujuh tahun terhadap seorang warga Rusia pakar militer.
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Rapat Bareng Herindra, Yoyok Komisi I Minta BIN Tak Berpolitik di Pilkada 2024
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS