Rusia Sebut Kadhafi Siap Mundur Bersyarat
Minta Jaminan Keamanan Bagi Dirinya dan Keluarga
Rabu, 06 Juli 2011 – 08:38 WIB
Prancis yang sangat antusias mengakhiri rezim Kadhafi di Libya menyambut sinyal itu. Presiden Nicolas Sarkozy dan pemerintahannya pun siap ambil bagian dalam proses lengsernya Kadhafi. Kabarnya, Prancis juga siap mencairkan kembali seluruh aset Kadhafi dan keluarganya yang sudah dibekukan. Bahkan, Prancis akan membantu Kadhafi menghindari proses hukum di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Namun, pemerintah Libya justru membantah kabar itu. "Berita soal negosiasi mundurnya Kadhafi atau dialog soal permintaan suaka di luar Libya sama sekali tidak benar," tepis Moussa Ibrahim, juru bicara (jubir) pemerintah Libya, kepada Reuters.
Dia menegaskan, Khadafi bukan sosok pemimpin yang suka bernegosiasi. ’’Sebagaimana Kadhafi berprinsip, kami juga yakin bahwa masa depan Libya hanya bisa ditentukan oleh rakyat Libya sendiri. Kadhafi adalah simbol sejarah Libya. Jadi, rakyat akan mati-matian membela beliau,’’ tutur Ibrahim.
Menurut dia, dialog dua arah NATO dan Rusia pada Senin lalu (4/7) hanya membahas soal gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, serta rencana dialog antara pemerintah dan oposisi Libya. Sejumlah pakar politik internasional menganggap wajar berbagai sinyal yang dikirim Kadhafi.
MOSKOW – Sinyal kompromi kembali dimunculkan pemimpin Libya Muammar Kadhafi di tengah gencarnya serangan udara yang dilancarkan pesawat-pesawat
BERITA TERKAIT
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan