Rusia Serang Rumah Sakit, WHO Berang, Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang
"Kami yakin sistem PBB dan Mahkamah Pidana Internasional beserta yang lainnya akan melakukan investigasi yang diperlukan untuk menilai niat jahat di balik serangan ini," kata Ryan.
Rusia mengelak tudingan sebelumnya dari Ukraina dan negara-negara barat, tentang kemungkinan kejahatan perang dan membantah telah menargetkan warga sipil dalam perang.
Menurut Ryan, 200 kasus tidak mewakili keseluruhan serangan terhadap fasilitas medis Ukraina melainkan hanya yang sudah diverifikasi oleh WHO.
Pemerintah Ukraina di Ibu Kota Kiev mengungkapkan terdapat sekitar 400 serangan semacam itu sejak Rusia menggempur Ukraina pada 24 Februari.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (5/5) mengatakan pasukan Rusia telah menghancurkan hampir 400 fasilitas kesehatan di Ukraina.
"Pesan saya untuk semua warga Ukraina, WHO bersama kalian. Kami terus mendesak Federasi Rusia agar menghentikan perang ini," ujar Tedros dalam konferensi pers yang sama.
Negara anggota WHO pada Selasa (10/5) akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan resolusi terhadap Rusia.
Konsep resolusi itu mencakup kemungkinan penutupan kantor regional utama WHO di Moskow, menurut dokumen yang diperoleh oleh Reuters, Kamis lalu.
Rusia menyerang sejumlah rumah sakit di Ukrania, WHO berang hingga kemudian mengumpulkan bukti kejahatan perang.
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Eropa Memanas! Finlandia & Swedia Dukung Ukraina Menginvasi Rusia
- Mayoritas Pekerja Merasa Tunjangan & Fasilitas Kesehatan dari Perusahaan Tidak Cukup
- Melompat Setinggi 2 Meter, Gadis Ukraina Raih Emas Olimpiade Paris 2024