Rusia Siap Membalas Amerika Terkait Sanksi Nord Stream
jpnn.com, MOSKOW - Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Medvedev meminta pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah dalam menanggapi sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap jalur pipa gas Nord Stream 2 dan TurkStream.
"Ini benar-benar merupakan metode perjuangan nonkompetitif, bertentangan dengan semua perjanjian internasional, serta prinsip-prinsip hukum internasional dan perdagangan internasional," kata Medvedev dalam sebuah pertemuan dengan wakilnya, Senin (23/12).
Mengingatkan bahwa sanksi baru AS tersebut secara negatif memengaruhi kepentingan sejumlah besar negara-negara Eropa, Medvedev meminta para wakilnya mencari celah untuk melancarkan tindakan balasan.
Pada Jumat (20/12) pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang pertahanan yang mencantumkan ketentuan pemberian sanksi terhadap Rusia dan Turki serta perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembangunan pipa gas Nord Stream 2 dan TurkStream.
Nord Stream 2, yang membentang sepanjang 1.230 km dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik, dijadwalkan mulai beroperasi pada pertengahan 2020 mendatang.
Sementara itu, jalur pipa gas TurkStream yang terdiri dari dua jalur pipa gas lepas pantai sepanjang 930 km direncanakan mulai beroperasi pada akhir tahun ini, melintasi Laut Hitam ke Turki.
Jalur pipa gas ini juga diharapkan dapat menghubungkan cadangan gas Rusia lebih lanjut ke Bulgaria, Serbia dan Italia. (Xinhua/ant/dil/jpnn)
Perdana Menteri (PM) Rusia Dmitry Medvedev meminta pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah dalam menanggapi sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap jalur pipa gas Nord Stream 2
Redaktur & Reporter : Adil
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?