Rusia tak Tanggapi Serius Sanksi AS dan Uni Eropa
jpnn.com - Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin menegaskan bahwa Rusia tidak sedang mempertimbangkan sanksi tandingan kepada Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Seperti diketahui, Amerika Serikat dan Uni Eropa menerapkan sanksi terlebih dahulu yakni berupa pembekuan aset dan larangan perjalanan bagi sejumlah pejabat tinggi Rusia dan Ukraina sebagai bentuk kecaman atas referendum di Krimea. Referendum tersebut membuat Krimea melepaskan diri dari Ukraina dan menjadi negara merdeka unuk kemudian berintegrasi dengan Rusia.
Rogozin menyebut bahwa pemerintah Rusia tidak mempertimbangkan pemberian sanksi tandingan karena menilai sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan Uni Eropa bukan merupakan hal yang serius.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Rusia melalui pernyataan pada hari yang sama menyebut bahwa pihaknya bagaimanapun akan melakukan balasan dalam menanggapi sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
"Upaya untuk berbicara dengan Rusia melalui bahasa paksaan, untuk mengancam warga Rusia dengan sanksi, tidak mengarah ke mana pun," kata pernyataan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bahwa saat ini tengah dibahas mengenai respon apa yang tepat untuk menanggapi sanksi tersebut. Akan tetapi tidak dijelaskan lebih spesifik mengenai bentuk respon yang dilakukan.
"Penerapan tindakan pembatasan bukanlah pilihan kita, meskipun, jelas, kami tidak akan membiarkan sanksi yang dikenakan pada kita tanpa respon yang tepat dari pihak Rusia," demikian seperti dilansir the Moscow Time, Rabu (19/3). (rmo/jpnn)
Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin menegaskan bahwa Rusia tidak sedang mempertimbangkan sanksi tandingan kepada Amerika Serikat dan Uni
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer