Rusia-Ukraina Makin Panas, Waspada Ekonomi-Politik Global Berubah Drastis

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja menilai panasnya suhu politik Rusia-Ukraina membuat China ingin turun tangan.
Pasalnya, Amerika Serikat dianggap turut memicu ketegangan Rusia-Ukraina.
Bahkan, dia menilai konflik ini akan melibatkan persenjataan milik AS, China, dan Rusia.
"China sudah memprediksi nafsu AS untuk menekan China maupun Rusia sehingga kedua negara ini telah mempersiapkan diri untuk melakukan serangan lebih dulu yang jitu untuk melumpuhkan AS," kata Dinna kepada JPNN.com, Sabtu (19/2).
Founder Synergy Policies itu menilai seluruh dunia wajib mewaspadai ketegangan Rusia-Ukraina.
Sebab, serangan bersenjata antara kedua belah pihak tersebut bakal mengubah agenda ekonomi dan politik global secara drastis.
Konflik ini berawal dari Rusia yang menempatkan 10 ribu tentara beserta tank dan perangkat militer lainnya diperbatasan dengan Ukraina.
Negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu menuntut agar The North Atlantic Treaty Organization (NATO) menghentikan semua aktivitas militer di Eropa Timur, termasuk di Ukraina.
Pengamat Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja menilai seluruh dunia wajib mewaspadai ketegangan Rusia-Ukraina.
- Bitcoin Terkoreksi USD 80 Ribu, Peluang atau Ancaman bagi Investor?
- Tingkatkan Ekonomi Setelah Tsunami Selat Sunda, Istri Nelayan Produksi Aneka Olahan Laut
- Sandiaga Uno: SI IKLAS jadi Awal Kebangkitan Ekonomi
- Ekonom Sebut Penghentian PSN Berisiko Picu Ketidakpastian Ekonomi
- Masjid Al Ikhlas di PIK, Perpaduan Ibadah dan Ekonomi Berkelanjutan
- PNM Liga Nusantara Buka Bakat Pesepak Bola & UMKM Lokal