Rustini: Gizi Buruk Masih Memprihatinkan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pembina Perempuan Bangsa Rustini Muhaimin Iskandar mengatakan masalah gizi buruk masih merupakan persoalan yang cukup memprihatinkan di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.
Karena itu, perlu kepedulian semua pihak untuk memberikan penyuluhan pada masyarakat, terutama bagi mereka dari golongan menengah ke bawah.
“Ketika memiliki ketersediaan gizi di rumah, biasanya yang diutamakan itu bapaknya. Misal puya telur, tak jarang para ibu akan bilang ini untuk bapak," ujar Rustini di sela-sela pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan Perempuan Bangsa, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Sabtu (29/7).
Selain itu, orang tua kata Rustini, juga tak jarang memberikan lebih banyak nasi daripada lauk pada anak untuk disantap sehari-hari. Akibatnya, asupan gizi anak tidak terpenuhi dengan baik.
"Sebenarnya ada banyak makanan yang mengandung gizi padat dan murah. Misalnya tempe, tahu dan telur. Itu bisa menjadi pengganti daging yang harganya mahal dan sebenarnya juga lamban dicerna," ucapnya.
Karena itu Prempuan Bangsa kata Rustini, akan terus memberi penyuluhan terhadap kaum ibu demi hadirnya generasi penerus bangsa yang cerdas dan unggul.
"Kita perlu memberi penyuluhan terus menerus karena tingkat gizi buruk masih memprihatinkan. Itu menghambat generasi ke depan menjadi generasi yang unggul dan cerdas. Kalau saling bersama maka pembangunan ke depan makin bagus," pungkas istri Ketua Umum DPP PBB Muhaimin Iskandar ini.(gir/jpnn)
Ketua Dewan Pembina Perempuan Bangsa Rustini Muhaimin Iskandar mengatakan masalah gizi buruk masih merupakan persoalan yang cukup memprihatinkan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Nihayatul Wafiroh: Kesehatan Mental dan Spritual Penting Sebagai Fondasi Kehidupan
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen
- DPRD DKI Jakarta Diminta Mengawal Proses Legislasi Perda Pesantren
- Ninik Dorong Sinergitas Multilevel Pulihkan Sukabumi Pascabanjir Bandang
- Gugatan Ghufron Ditolak, Cak Imin Tak Perlu Ganti Rugi
- Salurkan 32.000 Telur untuk Ratusan Anak Terindikasi Stunting