Rusto’s Tempeh Man Jadda
Oleh Dahlan Iskan
Yang kecil masih SMA. Sudah pandai memainkan saksofon. Seperti ayahnya.
Saya diperlihatkan videonya: ayah dan bungsu main saksofon. Si sulung main keyboard. Asyik. Main musik bertiga. Dua saksofon saling sautan.
Keluarga ini juga sering berdayung kano. Di danau itu. Dan mancing.
Tidak ada danau dan kano di desanya dulu. Di Grobogan. Dulu alam seperti pedesaan Kyoto ini hanya ada dalam mimpi.
Anak-anaknya itu pernah diajak ke Indonesia. Ke Grobogan. Tapi tidak ada keinginan untuk pindah ke Indonesia.
Rustono sendiri sudah menyatu dengan istrinya. Di pegunungan ini.
”Saya sering bilang ke istri saya. Ingin sampai mati di sini. Mayat saya terserah dia. Mau dikubur silakan. Mau dikremasi gak apa-apa,” katanya.
Tapi Rustono tetap pegang paspor Indonesia. Hanya statusnya beda. Sudah permanent resident di Jepang.