Rusuh Brutal, Massa Bentrok dengan Polisi

Rusuh Brutal, Massa Bentrok dengan Polisi
Polisi saat mengamankan salah satu massa aksi, Rabu (22/2) Foto: Samsudin Cahalil/Malut Post/JPNN.com

Akibat dari pelepasan gas air mata, penghuni rumah yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak lari berhamburan keluar.

"Saat itu, suami saya (Ridwan Hasan) berada di ruang makan. Saya dan anak saya Aditia Hasan (usia 4 tahun, red) berada di dalam kamar yang paling belakang, tiba-tiba ada tembakan masuk dalam rumah dan anak saya kaget dan menangis. Jadi, saya panggil suami saya masuk ke dalam kamar untuk menenangkan anak saya, tapi tiba-tiba lagi ada tembakan di depan kamar kami dan ada teriakan untuk membuka pintu. Saya buka pintu ternyata anggota polisi dan langsung menerobos masuk ke kamar lalu menarik suami saya secara paksa dan anak saya jatuh ke lantai," cetus Endriana Heluku salah satu penghuni rumah Ali kemarin.

Endriana menyesalkan tindakan aparat kepolisian yang bertindak brutal.

"Memang ada massa aksi yang masuk bersembunyi, tapi setidaknya dipanggil baik-baik, bukan membuang tembakan di dalam rumah. Suami saya tidak ikut demo tapi ditangkap. Beruntung saja anak saya tidak kenapa-napa," ucapnya dengan nada sedih.

Kapolres Morotai AKBP Matheis Beay ketika dikonfirmasi mengaku, terkait penembakan yang dilakukan anggota di dalam rumah Ali Sangaji dirinya tidak mengetahui.

Karena itu, dia berjanji akan dilakukan penyelidikan untuk membuktikan apakah betul ada tembakan dan pengrusakan di rumah Ali Sangaji.

"Saya tidak tahu tapi saya akan lakukan penyelidikan sesuai informasi yang ada," kilahnya.

Sementara 29 massa aksi termasuk Mahmud Sangaji yang juga kakak kandung Ali Sangaji yang telah ditangkap, kata Kapolres akan diperiksa dalam kurung waktu 1x24 jam guna mencari tahu siapa aktor di balik aksi tersebut.

Kericuhan terjadi menjelang rapat pleno rekapitulasi hasil pilkada Morotai, Maluku Utara, Rabu (22/2)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News