Rutin Bercinta, Waspada Kanker Serviks
Dia mengungkapkan, berdasarkan data di RS Fatmawati, dari 5037 pasien kanker yang berobat pada 2016, 40 persen di antaranya adalah penderita kanker serviks.
Deteksi dini kanker leher rahim bisa dilakukan satu tahun sekali.
Bila ditemukan lesi prakanker, pasien bisa langsung menjalani pengangkatan lesi tersebut agar tak berkembang menjadi kanker.
"Kalau cepat dideteksi, pengobatannya akan jauh lebih murah, mudah, dan cepat. Bila ditemukan pada stadium awal, pengobatan bisa mendapatkan hasil yang baik dibanding stadium lanjut," terangnya.
Mengenai tingkat kesembuhan kanker serviks, menurut Fara, peluangnya jauh lebih besar bila ditemukan pada stadium awal.
Diceritakannya, banyak pasien kanker yang sehat selama puluhan tahun setelah selesai menjalani pengobatan kanker serviks.
"Nggak usah takut didiagnosa kanker ketika melakukan pemeriksaan. Diketahui lebih dini, tentunya akan lebih baik," tandasnya. (esy/jpnn)
Jumlah perempuan penderita kanker serviks atau leher lahim di Indonesia makin bertambah.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Cegah Kanker Serviks, IDI Borong Bagikan Informasi Pengobatan
- Brawijaya Oncology Center Hadirkan Layanan Unggulan Cegah Kanker Serviks
- Menaker Ida Ingatkan Pentingnya Pemeriksaan IVA Secara Rutin Bagi Perempuan
- Pemda DIY Bersama Bio Farma Luncurkan Program Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Urine
- MSD dan Bio Farma Dukung Perluasan Imunisasi HPV Skala Nasional
- Ganjar Muda Padjajaran Gelar Konsultasi IVA untuk Cegah Kanker Serviks