RUU Cipta Kerja Tidak Hanya Soal Investasi Asing, Tetapi Memudahkan UMKM
jpnn.com, JAKARTA - Pakar hukum tata negara Teddy Anggoro berharap, publik tidak membawa narasi negatif dan salah terhadap RUU Cipta Lapangan Kerja. Terlebih menilai aturan itu hanya untuk kepentingan asing.
Menurut dia, RUU Cipta Kerja tidak hanya berbicara soal kepentingan investasi asing. RUU Cipta Kerja, kata Teddy, juga mengakomodir anak bangsa untuk mengembangkan usahanya.
"RUU Cipta Kerja ini bukan hanya berbicara tentang investasi asing, bukan hanya berbicara tentang korporitari investment, tetapi juga bicara tentang domestic investment,” ujar Teddy, Kamis (28/5).
Teddy mengatakan, RUU Cipta Kerja yang saat ini tengah dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat memuat aturan yang memudahkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), untuk menjadi badan usaha.
Nantinya, UMKM tidak memerlukan notaris untuk menjadi badan usaha. Selain itu, UMKM dapat menjadi badan usaha lewat satu orang.
“Kan, selama ini mendirikan Perseroan Terbatas (PT) harus dua orang. Jadi, mesti cari orang," tutur dia
Adapun terkait investasi domestik, Teddy mencontohkan ketika anak muda mendirikan start up. Mereka akan dengan mudah membentuk PT dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
"Saya selalu mencontohkan di beberapa seminar, saya ceramah saya bilang contohnya itu Bill Gates, Steve Jobs, bahkan Mark Zuckerberg. Itu orang yang memulai bisnisnya dari garasi. Artinya apa? Mereka UMKM dahulu. Iya, kan? Sekarang jadi orang terkaya di dunia," beber Teddy.
RUU Cipta Kerja tidak hanya berbicara soal kepentingan investasi asing, tetapi juga mengakomodir anak bangsa untuk mengembangkan usahanya.
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Perluas Akses Pembiayaan UMKM, BNI Gandeng Batumbu
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Menko Perekonomian Ungkap Potensi Baru Dukungan Transisi Energi untuk Indonesia