RUU Pemilu Dinilai Tidak Karuan
Selasa, 20 Maret 2012 – 17:28 WIB
Lebih lanjut dia juga mengkritisi logika politik yang dibangun kalangan anggota DPR yang mengatakan penyederhanaan Parpol sama dengan mengurangi jumlah Parpol, lalu dipatok PT hingga 4 atau 5 persen.
"Ini logika kepentingan Parpol yang tidak mengandung kebenaran ketika disandingkan dengan prinsip dasar keberadaan DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat," tegas Didik.
Dikatakannya, kalau akan memberlakukan PT, hendaknya harus dilandasi dengan hitungan-hitungan akademik yang bisa menjawab sebab-akibat secara rasional.
"Saat ini DPR sepertinya sudah menggunakan argumentasi 'pokoknya' 4 atau 5 persen. Padahal dari sejumlah literartur akademik internasional kalau akan tetap memberlakukan PT secara nasional maka PT hanya akan berada pada kisaran 1,03 persen untuk DPR, 2,84 persen untuk DPRD Provinsi dan 3,18 persen untuk DPRD kabupaten dan Kota," ungkap Didik.
JAKARTA - Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Didik Supriyanto mengatakan secara umum Undang-Undang (UU) tentang Pemilu yang
BERITA TERKAIT
- Bu Mega Bikin Pernyataan soal Pilkada, Isinya Singgung Praktik Lancung Pengerahan Aparat Negara
- PDIP Sebut Ade-Asep Menang di Quick Count Pilbub Bekasi
- Cak Lontong Optimistis Melihat Quick Count Pram-Doel, Satu Putaran!
- Respons Luthfi-Yasin Soal Unggul Atas Andika-Hendi di Hasil Hitung Cepat Pilgub Jateng 2024
- Pilgub Jakarta 2024, Dharma-Kun: Kami Terbuka Terhadap Pendekatan Paslon Lain
- Unggul Versi Quick Count, Khofifah-Emil Dapat Ucapan Selamat dari Jokowi