Ruwet Indah

Oleh: Dahlan Iskan

Ruwet Indah
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Akan tetapi 800.000 penduduk itu adalah sumber suara di pemilu. Mereka punya nilai tawar di setiap pemungutan suara.

Maka developer harus menyediakan rumah bagi 70.000 rumah tangga di Dharavi.

Saking kumuhnya, Dharavi sampai jadi obyek wisata tersendiri: wisata kumuh. Wisatawan harus dalam satu grup 5 orang, tidak boleh sendirian.

Anak di bawah 5 tahun tidak boleh diajak. Tidak boleh pakai sepatu atau sandal mahal; akan lebih banyak jalan kaki, termasuk lewat lorong yang basah. Pakai sepatu kets dianjurkan.

Orang tua juga tidak boleh ikut; kursi roda tidak akan bisa berfungsi. Satu lagi: yang punya sakit jantung juga dilarang ikut. Ambulans sulit menjangkau mereka yang jantungnya mendadak bermasalah.

Begitulah pengumuman itu saya baca. Di media di Mumbai. Pemasangnya: biro perjalanan khusus wisata kumuh Dharavi.

Yang membuat Adani tertarik ikut tender adalah: kawasan Dharavi ini luasnya 259 hektare. Ia memang harus menyediakan rumah gratis sebanyak 70.000 x 100m2, tetapi ia mendapat tanah selebihnya.

Tentu, demokrasi membatasi Adani: seluruh pembangunan kawasan itu harus sesuai dengan proposal tender.

BAGI yang suka demokrasi, inilah hiburan nyata: mengubah kota kumuh tidak harus lewat tangan besi. Anda sudah kenal kota kumuh ini: Dharavi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News