Saat Jokowi Tinjau Gedung AA Maramis, Bangunan Bersejarah Warisan Kolonialisme, Lihat
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Gedung A. A. Maramis, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (21/12).
Kunjungan itu dilakukan Jokowi di sela-sela Rapat Kerja Nasional Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Sebelum secara resmi membuka acara tersebut, Presiden Jokowi menerima penjelasan mengenai sejarah gedung tersebut dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi.
Mulai dibangun pada Maret 1809 dan selesai 1828, Gedung A. A. Maramis awalnya merupakan istana bagi Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels.
Saat itu Daendels memindahkan pusat pemerintahan dari Oud Batavia di muara Sungai Ciliwung ke wilayah pusat ibu kota baru, yakni Niew Batavia di Weltevreden.
"Bapak Presiden, gedung ini baru selesai direnovasi oleh Bu Menteri Keuangan dan gedung yang dibangun 1809 dan (selesai) 1828 ini juga pindah ibu kota, pak, dari Kota Tua ke Weltevreden," ujar Airlangga saat menyampaikan laporannya.
Konsep tata ruang Weltevreden menggunakan pola konsentrik yakni pusat kawasan dikelilingi oleh wilayah penunjang yang terdiri Lapangan Banteng, Gedung Kementerian Keuangan, Hooggerechshof (Gedung Jusuf Anwar), Citadel Prince Frederick (sekarang Masjid Istiqlal), Great Palace of Weltevreden (RSPAD), Gedung Kimia Farma, Gereja Katedral, dan Gedung Kesenian Jakarta.
Pada 1836, Department van Financien dibentuk dan bertempat di Istana Daendels.
Gedung A. A. Maramis awalnya merupakan istana bagi Gubernur Hindia Belanda Herman Willem Daendels.
- Hasto Kristiyanto jadi Tersangka, Jokowi: Hehee...
- Hasto Tersangka Seminggu setelah Jokowi Dipecat PDIP, Apa Kaitannya?
- Bendungan Hasto
- 5 Berita Terpopuler: Cek Fakta, Benarkah Honorer Diangkat PPPK Paruh Waktu Secara Otomatis? Begini Penjelasannya
- KPK Sengaja Tetapkan Hasto Tersangka Setelah Jokowi Lengser, Begini Analisis IPW
- Penyaluran Jauh Lampui Target, Akses KUR Diperluas Hingga 2 Juta Debitur Baru