Saat Kapten Afwan, Sully, Sampai Abdul Rozak Harus Berhadapan dengan Air

Saat Kapten Afwan, Sully, Sampai Abdul Rozak Harus Berhadapan dengan Air
Puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ182 dievakuasi ke Dermaga JICT 2, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

Penumpang pesawat sebanyak 110 orang dan tujuh kru pesawat selamat dalam peristiwa itu, meski sebanyak 45 di antaranya harus menjalani perawatan karena luka-luka.

Investigasi KNKT menyebutkan peristiwa itu disebabkan adanya kabut tebal di ujung landasan.

Awalnya kendaraan dikendarai oleh kopilot, namun saat akan mendarat diambil alih oleh pilot.

Pilot dinilai tidak mampu membaca secara akurat peristiwa di depannya, lantas mencoba manuver tetapi sudah terlalu dekat dengan ujung landasan sehingga akhirnya jatuh ke laut.

Saksi mata dari sejumlah penumpang, saat itu merasa pesawat akan mendarat seperti biasa. Namun kejadian berlangsung sangat cepat, setelah mendengar suara seperti tabrakan, sesaat kemudian badan pesawat sudah pecah menjadi dua dan air laut langsung masuk ke kabin.

Namun tidak semua gangguan penerbangan entah akibat mesin atau cuaca membuat pilot pesawat bisa dengan mulus mendaratkan pesawat di tengah laut.

Dalam beberapa peristiwa kecelakaan penerbangan di atas laut berakibat fatal, pesawat jatuh berkeping-keping bahkan ada yang tidak ketahuan rimbanya.

Mungkin masih ingat Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang sampai saat ini tidak pernah ditemukan. Pesawat jenis Boeing 777 ini hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing membawa 227 dan 12 awak pada tanggal 8 Maret 2014.

Sriwijaya Air SJ182 dengan pilot Kapten Afwan bukan pesawat pertama yang harus berhadapan dengan air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News