Saat Kerumunan Massa Habib Rizieq jadi Perkara, Pemerintah Umumkan Pembelajaran Tatap Muka
"Akan terjadi hal mengerikan ketika sekolah ramai-ramai dibuka. Saya enggak bisa membayangkan betapa mengerikannya kondisinya nanti. Klaster sekolah kemungkinan besar terjadi karena rata-rata sekolah tidak siap," terangnya.
Dia menggambarkan bagaimana guru-guru tidak bisa mengawasi anak-anak sekeluar dari pagar sekolah.
Mereka main ke mana, naik angkutan umum, jalan ke mana bersama teman-teman.
Ini berpotensi besar menyebarkan COVID-19. Apalagi guru tidak ada kekuasaan mengawasi di luar pagar sekolah.
Di sekolah pun kegiatan belajar akan tidak efektif. Sebab kata Satriwan, semua kegiatan ekstrakurikuler masih dilarang, kegiatan olah raga dilarang, kantin tempat anak-anak kumpul juga dilarang buka di masa transisi ini.
Selain itu anak-anak harus standby di kelas. Artinya pembelajarn dan interaksi anak sangat dibatasi dan tak akan efektif.
"Buat apa ke sekolah jika kegiatan kesiswaan dan interaksi antar siswa sangat dibatasi? Apalagi sekolah tak siap dengan sarana penunjang protokol kesehatan," bebernya. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Pengamat pendidikan Satriwan Salim mengaitkan masalah kerumunan massa Habib Rizieq dengan rencana pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Berdiri di Depan Massa Reuni Akbar PA 212, Habib Rizieq Menyampaikan Pesan, Lantang
- Habib Rizieq Cs Gugat Presiden, Gunakan Istilah G30S/Jokowi
- P2G Merespons Pernyataan Menkeu Sri Mulyani soal Anggaran Pendidikan
- Anak Buah Prabowo Temui Habib Rizieq, Ini yang Dibicarakan
- Setelah Bebas Murni, Habib Rizieq akan Kembali Berdakwah
- Habib Rizieq Bebas Murni Hari Ini Atas Perkara Kriminalisasi