Saat Pacaran Dibilang Jelek dan Miskin, Kini Ogah ke Rumah Mertua
jpnn.com - KEJADIAN sudah 20 tahun silam. Saat itu dihina, tapi sakitnya tuh di sini sampai sekarang. Warga Kalijudan, Donjuan, 45, tidak menghilangkan rasa sakit hatinya dihina jelek dan miskin waktu masih zaman pacaran.
Hingga, 15 tahun pernikahannya, dia tak pernah mau ke rumah mertuanya karena sakit hatinya belum sembuh total.
Umi Hany Akasah - Wartawan Radar Surabaya
Donjuan menginjakkan kaki di rumah orang tua istrinya, Karin, 43, itu terakhir waktu mereka menikah. Setelah itu, Donjuan mengajak Karin keluar dari rumah dan tinggal di kontrakan di Gubeng Kertajaya.
Karin mengatakan, dari awal berpacaran, kedua orang tuanya tidak pernah setuju dengan Donjuan. Kedua orang tua Karin merasa bila Donjuan tidak memiliki sopan santun. “Iya ibu dan ayah dulu sering menghina suami. Yang jeleklah yang miskinlah. Tapi, lha wong saya itu cinta, ya apapun akan saya belani,” kata Karin di sela-sela gugatan cerainya di Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya, Kamis (11/8).
Karin berasal dari keluarga lumayan berada. Kedua orang tuanya adalah pensiunan PNS. Sebaliknya, orang tua Donjuan hanya seorang pekrja serabutan. Meski demikian, Donjuan mampu tembus ke Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga (Unair).
Di kampus itulah Donjuan dan Karin saling kenal. Perkenalan mereka dimulai saat orientasi pengenalan kampus (ospek). Donjuan yang menjadi anggota senat dan lebih senior melihat Karin menawan. Itu memang benar. Meski Karin sudah di atas 40 tahun, wajahnya masih kinyis-kinyis.
Karin terlihat lebih muda dari usianya. “Saya orangnya tidak terlalu suka mikir,” kata wanita yang bekerja sebagai public relation tersebut. Namun, tak bisa dipungkiri selama ini dia tak pernah hidup tenang.
KEJADIAN sudah 20 tahun silam. Saat itu dihina, tapi sakitnya tuh di sini sampai sekarang. Warga Kalijudan, Donjuan, 45, tidak menghilangkan rasa
- Jika Koridor 1 Transjakarta Dihapus, Harga Tiket MRT Jakarta Bakal Disesuaikan
- Pemkab Biak Numfor Merealisasikan Pembayaran Tunjangan Sertifikasi Guru 2024
- Arus Mudik Nataru, KM Labobar Angkut 20 Ribu Penumpang di Papua
- Juhana: Jangan Sampai Ada Kisah Oemar Bakri di Kota Bogor
- AQUA Elektronik Menyalurkan Bantuan Kepada Korban Bencana Alam di Sukabumi
- Penikam dan Penggorok Leher Guru di Kampar Tertangkap