Saat Pelukan dan Perhatian jadi Bisnis Mahal

’’Ditinjau dari sisi hukum, praktik cuddle berbayar seperti ini berada di zona abu-abu. Sebab, cuddle bisa berlanjut pada hubungan fisik lain dan akhirnya pada hubungan seksual,’’ kritik Michael Vitiello, kriminolog dari University of the Pacific McGeorge School of Law. Tapi, Kepala Polisi Roseville Daniel Hahn merasa tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Lagi pula, sejauh ini, belum pernah ada keluhan.
Lepas dari kontroversi tersebut, bisnis pelukan yang kian populer menjadi bukti bahwa jumlah manusia yang merasa kesepian semakin banyak. Beban kerja yang berat dan tuntutan ekonomi yang tinggi membuat manusia tidak lagi punya waktu untuk memperhatikan kebutuhan sosialnya. Bahkan, untuk sekadar curhat atau mendapatkan rasa nyaman dan diperhatikan pun, manusia modern rela membayar mahal. (glamour/sacbee/wallstreetjournal/hep/c17/kim)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza