Saat Pelukan dan Perhatian jadi Bisnis Mahal
’’Ditinjau dari sisi hukum, praktik cuddle berbayar seperti ini berada di zona abu-abu. Sebab, cuddle bisa berlanjut pada hubungan fisik lain dan akhirnya pada hubungan seksual,’’ kritik Michael Vitiello, kriminolog dari University of the Pacific McGeorge School of Law. Tapi, Kepala Polisi Roseville Daniel Hahn merasa tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Lagi pula, sejauh ini, belum pernah ada keluhan.
Lepas dari kontroversi tersebut, bisnis pelukan yang kian populer menjadi bukti bahwa jumlah manusia yang merasa kesepian semakin banyak. Beban kerja yang berat dan tuntutan ekonomi yang tinggi membuat manusia tidak lagi punya waktu untuk memperhatikan kebutuhan sosialnya. Bahkan, untuk sekadar curhat atau mendapatkan rasa nyaman dan diperhatikan pun, manusia modern rela membayar mahal. (glamour/sacbee/wallstreetjournal/hep/c17/kim)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer