Saat Terakhir Sang Profesor Tepati Janjinya dengan Kematian
Sudah lebih 50 tahun KUHP Swiss memungkinkan hal itu selama orang yang memberikan bantuan, tidaklah memiliki motif mementingkan diri sendiri.
Dan tidak ada pembatasan tempat tinggal. Artinya orang asing juga bisa mendapatkan bantuan untuk mati di Swiss.
Hal ini memunculkan fenomena "pariwisata bunuh diri", dan tercatat lebih 200 orang asing melakukan perjalanan sekali jalan ke Swiss setiap tahun.
Memang tidaklah semua orang Swiss mendukung hal itu.
Psikolog dan anggota dewan kota, Annemarie Pfeifer, bahkan menganggap hal ini mencoreng reputasi Swiss.
"Kami adalah pelopor Palang Merah, yang ada di seluruh dunia dan sangat membantu orang," katanya.
Dia khawatir UU tentang bunuh diri yang dibantu merusak nilai-nilai kepalangmerahan, yaitu "membantu orang untuk hidup".
Dengan meningkatnya jumlah kasus bunuh diri yang dibantu, Pfeifer khawatir akan mendorong orang tua lainnya yang merasa hidup mereka "tidak lagi berharga".
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan