Saat Tercebur seperti Lewat Polisi Tidur
Senin, 15 April 2013 – 08:05 WIB
Sebagian penumpang kemarin mulai mendatangi posko yang disediakan manajemen Lion Air di Bandara Ngurah Rai. Selain ingin mengecek barang bawaan, mereka mempertanyakan kompensasi apa yang akan diberikan Lion Air. "Jujur, tidak hanya karena barang saya saja yang rusak, tapi juga kondisi psikis saya. Saya trauma dan shock sampai sekarang. Karena itu, saya meminta kompensasi," ujar salah seorang penumpang bernama Donny Mukti Mulyana.
Donny yang pelipis kanannya terluka ingin meminta pertanggungjawaban manajemen secepatnya. Apalagi, petinggi Lion Air sesaat setelah kecelakaan mengeluarkan pernyataan siap memberikan kompensasi kepada penumpang. Hal senada diungkapkan Made Ariyasa. Pria asal Denpasar itu ingin mengambil barangnya yang tertinggal di pesawat. Dia mengungkapkan, barang-barang elektronik seperti handphone sangat mungkin rusak.
Karena itu, Made Ariyasa meminta kompensasi kepada manajemen Lion. Setali tiga uang, Endang, 46, yang datang ke Bali untuk berlibur bersama keluarga mengaku, jadwalnya berantakan. "Saya sekeluarga stres. Istri saya melamun terus, anak teriak-teriak. Ibu saya juga stres. Ini kerugian besar bagi kami," tandas pria bercambang itu. Menanggapi tuntutan tersebut, petugas posko Lion Air Radit Amreza tidak bisa berbuat banyak.
"Kami, Lion Air Bali, untuk sementara cuma bisa mem-back up data," katanya. (*/c10/oki)
SELURUH penumpang berhasil selamat meski pesawat Lion Air JT 960 tujuan Banjarmasin"Bandung"Denpas ar terbelah setelah nyemplung ke laut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala