Saatnya Drydocks Hapuskan Diskriminasi !
Sabtu, 24 April 2010 – 04:23 WIB
Dia mengatakan, tenaga kerja Bangladesh level foreman mendapat perlakuan istimewa ketimbang pekerja lokal dengan level jabatan sama. Dengan gaji antara 1.500 sampai 2.000 dolar Singapura per bulan, tenaga kerja impor itu juga mendapat mess, sarapan pagi serta fasilitas lainnya.
Baca Juga:
"Bandingkan dengan tenaga kerja lokal. Meski levelnya sama, gaji mereka berbeda. Sudah gitu pekerja lokal tak mendapat fasilitas seperti yang diterima tenaga asing. Bahkan meski jabatannya sama, baju mereka dibedakan," ungkap Zulkifli.
Padahal, lanjut dia, jika patokannya kinerja dan kualitas, tenaga kerja lokal jauh lebih baik dibanding pekerja asing, terutama asal India, Pakistan dan Bangladesh. "Mereka bisanya cuma memaki. Itupun karena mereka merasa dibackup penuh oleh perusahaan," tukasnya.
Zulkifli mengatakan, kericuhan di PT Drydocks seperti yang terjadi Kamis lalu, seperti luka lama yang muncul kembali. Itu merupakan puncak kemarahan pekerja lokal yang merasa diperlakukan sewenang-wenangan oleh pekerja berdarah India. Sebelumnya, konflik serupa juga pernah terjadi di perusahaan itu. "Tapi tak sampai ricuh seperti kemarin," katanya.
BATAM - Atas nama investasi, kadang membuat pemerintah tak berdaya menghadapi perilaku investor. Sekalipun itu harus mengorbankan
BERITA TERKAIT
- Heboh Penampakan Bola Api Misterius di Yogyakarta, Warga Kaitkan dengan Banaspati
- PLN Indonesia Power Bantu Korban Kebakaran di Petamburan
- Jasad Korban Pendaki yang Meninggal di Puncak Gunung Dempo Berhasil Dievakuasi
- Pengumuman Hasil Seleksi PPPK 2024 Tahap I Kota Bengkulu Ditunda, Achrawi Beri Penjelasan
- Penerbangan Internasional di Bandara SMB II Palembang Akan Kembali Dibuka
- Kelulusan 3 Peserta PPPK 2024 Dibatalkan, Ini Sebabnya