Saatnya Drydocks Hapuskan Diskriminasi !
Sabtu, 24 April 2010 – 04:23 WIB
"Soal safety kurang dapat perhatian dari perusahaan. Saat proses painting atau blasting misalnya, pekerja hanya diberikan masker tipis. Harusnya kalau ada zat kimianya seperti itu, masker yang digunakan harus respirator," katanya.
Zulkifli mengatakan, berbagai masalah ketenagakerjaan di PT Drydocks dan subkontraktornya sudah beberapa dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. Hanya saja, jawaban yang mereka dapat selalu sama. "Sia-sia lapor ke Disnaker. Tiap dilaporkan, jawabannya selalu sama: Nanti akan kita cek," ungkapnya.
Menurut Zulkifli, harusnya Disnaker peka melihat persoalan ketenagakerjaan di Batam. Dengan begitu, persoalan yang menimpa tenaga kerja bisa diselesaikan dengan baik. Tetapi itu tidak pernah dilakukan.
Yang terjadi justru sebaliknya, para pekerja akhirnya bosan melaporkan berbagai diskriminasi itu kepada yang berwenang. Kkerusuhan Kamis lalu seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak. Ironis memang, bangsa ini selalu menjadi pekerja kelas tiga sekalipun di ranah kelahirannya sendiri. Saatnya menata diri. Drydocks harus bertindak fair, tidak semena-mena. Sebaliknya, pejabat berwenang tidak terlena dengan kondisi yang sudah membuatnya nyaman. Baru tersadar ketika bara itu sudah berkobar menjadi api. (ros/aj/jpnn)
BATAM - Atas nama investasi, kadang membuat pemerintah tak berdaya menghadapi perilaku investor. Sekalipun itu harus mengorbankan
Redaktur & Reporter : Auri Jaya
BERITA TERKAIT
- Heboh Penampakan Bola Api Misterius di Yogyakarta, Warga Kaitkan dengan Banaspati
- PLN Indonesia Power Bantu Korban Kebakaran di Petamburan
- Jasad Korban Pendaki yang Meninggal di Puncak Gunung Dempo Berhasil Dievakuasi
- Pengumuman Hasil Seleksi PPPK 2024 Tahap I Kota Bengkulu Ditunda, Achrawi Beri Penjelasan
- Penerbangan Internasional di Bandara SMB II Palembang Akan Kembali Dibuka
- Kelulusan 3 Peserta PPPK 2024 Dibatalkan, Ini Sebabnya