Saatnya Menyelematkan Pendengaran Anda, Sebelum Terlambat

Mendengarkan musik menjadi kegemaran banyak orang. Tetapi kebiasaan mendengarkan lagu-lagu dari pemutar musik digital dengan suara keras bisa meningkatkan resiko kehilangan pendengaran.
Badan kesehatan PBB, WHO memperingatkan bahwa lebih dari satu miliar penduduk dunia yang berusia 12 hingga 35 tahun beresiko kehilangan pendengaran mereka, karena kebiasaan mendengarkan musik terlalu keras.
Kekhawatiran meningkat setelah semakin marak dan meningkatnya kebiasaan mendengarkan musik melalui pemutar musik digital dengan headphone atau earphone.
Program ABC Behind The News menjelaskan bagaimana suara dihasilkan.
Melalui getaran, gelombang suara masuk ke gendang telinga melalui tulang yang sangat lunak.
Di dalam telinga ada rambut-rambut halus yang dapat membedakan gelombang-gelombang suara yang kemudian diubah menjadi signal elektrik untuk diproses di dalam otak.
Kekuatan intensitas suara diukur dalam satuan desibel atau dB. Untuk suara yang keras dianjurkan tidak melebihi 100 dB dalam waktu kurang dari 15 menit.
Berbisik bisa mencapai sekitar 30 dB, mendengarkan radio 70 dB, suara kebisingan lalu lintas bisa mencapai 85 dB, suara motor dan gergaji mencapai hampir 110 dB, sedangkan jika kita sedang berada di acara konser musik, mencapai 130 dB.
Mendengarkan musik menjadi kegemaran banyak orang. Tetapi kebiasaan mendengarkan lagu-lagu dari pemutar musik digital dengan suara keras bisa meningkatkan
- Dunia Hari Ini: Vatikan Mengatakan Paus Fransiskus Masih dalam kondisi kritis
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?