Sabam Sirait Selalu Berjuang untuk Kebebasan Pers

Sabam Sirait Selalu Berjuang untuk Kebebasan Pers
Anggota DPR Andreas Hugo Pareira (paling kanan) bersama wartawan senior J. Oscar (paling kiri) dan Bambang Harymurti (tengah), saat diskusi bertema "Sabam Sirait: Kebebasan Pers dan Relevansinya Kini" di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (24/3). Foto: Source for JPNN.com.

Sementara, mantan wartawan senior Kompas J. Osdar dalam forum yang sama mengenang peristiwa Sidang Umum MPR tahun 1990-an yang sempat menggemparkan perpolitikan Indonesia. 

"Gaya Bung Sabam menginterupsi itu action, tidak hanya bicara tetapi maju ke depan, membuat geger karena ke podium," kenang J Osdar yang mengaku memanggil Sabam Sirait dengan Bung Sabam. 

Osdar menilai apa yang dilakukan Sabam Sirait waktu itu merupakan simbol perlawanan terhadap pemerintahan Orde Baru. 

“Bukan hanya Pak Sabam berani, tetapi PDI luar biasa," ucapnya.

Pascaperistiwa menggemparkan itu, kata Osdar, Sabam Sirait dipanggil ke Istana Negara. 

Sabam pun berani datang ke Istana Negara tanpa rasa takut. 

"Saya sudah lupa peristiwa itu. Pak Harto (Presiden Soeharto) ketawa waktu itu," kata Oscar yang bertugas meliput di Istana Negara waktu itu. 

Bambang Harymurti mengenang sosok Sabam Sirait melekat dengan politikus tiga zaman. 

Dukungan gelar pahlawan nasional untuk Sabam Sirait terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk kalangan DPR dan mantan wartawan senior.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News