Sabu-Sabu Masih Dominan di Samarinda
jpnn.com - SAMARINDA - Sabu-sabu masih menjadi barang haram terbesar yang beredar belakangan ini di Samarinda, bahkan Kaltim. Jenis zat psikotropika yang berbahan dasar amphetamine itu memang cukup populer di kalangan pengguna.
Terbukti peredarannya mencakup 70 persen dari seluruh jenis narkoba di Kaltim. Kasat Reskoba Polresta Samarinda Kompol Bambang Budiyanto mengatakan, sabu-sabu yang beredar di Kalimantan Timur ini berasal dari berbagi negara dan menjadikan wilayah ini salah satu tujuan utama peredarannya.
“Dari para tersangka yang selama ini ditangkap, mereka menyebut para konsumen lebih menyukai efek yang dihasilkan oleh sabu-sabu,” ujar Bambang, kemarin.
Terlebih, para pengguna banyak dari kalangan pekerja. Dari data tangkapan selama 2012 hingga 2013, Polresta Samarinda mengamankan 12 kilogram lebih pada 2012. Jumlah itu meningkat hingga 18 kilogram lebih pada 2013.
Sedangkan hingga April 2014, sabu-sabu yang sudah diamankan, menurut Bambang, sudah mencapai 4 kilogram lebih. “Tentu jumlah itu bakal bertambah lagi,” tambahnya.
Dia menyebut, masuknya kristal haram ini ke Kaltim khususnya Samarinda bisa melalui banyak jalur. Kebanyakan, barang haram ini dari daerah-daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
“Jalur yang paling banyak digunakan adalah menggunakan jalur sungai dari utara Kalimantan. Karena langsung berbatasan dengan Tawau,” terangnya. (*/fch/kri/k8)
SAMARINDA - Sabu-sabu masih menjadi barang haram terbesar yang beredar belakangan ini di Samarinda, bahkan Kaltim. Jenis zat psikotropika yang berbahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pastikan Keselamatan Penumpang, Kapolres Banyuasin Lakukan Monitoring di Pelabuhan
- Kasus Kecelakaan di Tol Pandaan-Malang, Polisi Tetapkan Sopir Truk jadi Tersangka
- Gunung Ibu Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1.500 Meter
- Guru Honorer Tewas Ditembak OTK di Ilaga
- Pj Gubernur Jateng Berbagi Kasih di Hari Natal dengan Puluhan Lansia Panti Wreda
- Hewan Dilindungi Macan Akar Mati Terlindas di Tol Dumai-Pekanbaru