Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)
Pasang Billboard Jangan Pindah, Bangun Gerakan Penuhi Gedung
Senin, 28 Februari 2011 – 08:08 WIB
Pada 2006, ada rencana membangun gedung pengganti di downtown (pusat kota) Sacramento. Gedung itu ultramodern, dengan biaya sampai USD 600 juta atau lebih dari Rp 5 triliun. Dengan dibangun di tengah kota, suasana kota Sacramento bisa "dihidupkan" lagi.
Bila Arco Arena dibangun dengan dana pribadi, maka gedung baru itu rencananya dibangun dengan dana masyarakat. Dengan menaikkan pajak penjualan (sales tax) sebanyak seperempat sen selama 15 tahun. Ketika dilakukan pemilihan, masyarakat menolaknya.
Gagal dengan gedung downtown, ada upaya membangun gedung baru di kawasan Cal Expo, tempat ekshibisi terbesar di Sacramento. Sampai saat ini, tak kunjung ada kejelasan tentang gedung baru itu.
Kabarnya, pemilik Kings (keluarga Maloof memilikinya sejak 1999) juga berperan dalam "menggagalkan" berbagai rencana itu. Ketika gedung berniat dibangun, kabarnya mereka minta kebanyakan. Misalnya, meminta agar pihak mereka juga mendapatkan hak atas segala fasilitas di seputar gedung (restoran, parkir, dan lain-lain).
Pemilik tim, pemerintah kota, penduduk setempat. Tiga faktor itu yang berperan "menghidupi" sebuah klub NBA. Di Sacramento, ketiganya tak
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408