Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)

Pasang Billboard Jangan Pindah, Bangun Gerakan Penuhi Gedung

Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)
Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)

Ruang ganti pemain (locker) termasuk yang terbaik. Meski mungkin ruang ganti untuk tim lawan termasuk yang terburuk. Masalah ini mudah diatasi dengan renovasi. Begitu pula berbagai fasilitas lain, bisa diatasi dengan renovasi. Yang tidak bisa direnovasi, rupanya, adalah jumlah suite (ruang nonton VIP) untuk pembeli corporate. Di Arco hanya ada sekitar 30-an, sementara arena NBA lain bisa punya sampai 100 suite.

Arco juga menghasilkan cukup banyak penghasilan untuk kota dan masyarakatnya. Menurut Wali Kota Kevin Johnson (mantan All-Star NBA di era 1990-an), gedung ini setahunnya menghasilkan pemasukan pajak senilai USD 1 juta. Selain itu, juga menyediakan lapangan kerja untuk sekitar 1.000 orang, baik full time maupun part time.

Belum lagi sejarahnya. Arco merupakan tempat paling disegani di awal 2000-an. "Ada banyak sejarah di sini, khususnya di hari-hari indah bersama Chris Webber, Vlade Divac, Mike Bibby, dan lain-lain," kata Jason Thompson, salah satu bintang muda Kings, lewat salah satu blog pendukung tim.

Hingga hari ini, para petinggi Kings tidak banyak bicara. Pindah atau tidak, banyak yang bilang masih fifty-fifty. Dalam beberapa hari terakhir, gerakan-gerakan khusus telah dilakukan berbagai kelompok masyarakat untuk meminta Kings bertahan di Sacramento.

Pemilik tim, pemerintah kota, penduduk setempat. Tiga faktor itu yang berperan "menghidupi" sebuah klub NBA. Di Sacramento, ketiganya tak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News