Sadarestuwati Ceritakan Pengalaman jadi Sopir Taksi Hingga Anggota MPR RI
jpnn.com, JAKARTA - Anggota MPR Sadarestuwati mengapresiasi terbitnya Novel Meraih Mimpi yang diinisiasi Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI.
Menurutnya, sebagian kisah dalam novel tersebut menyerupai perjalanan hidup yang pernah dilaluinya.
Sadarestuwati menceritakan untuk menjadi anggota legislatif seperti sekarang ini dirinya harus bekerja keras, tidak gampang putus asa dan selalu ingat serta berpasrah diri kepada Allah.
“Saya adalah anak petani yang tidak meneruskan pendidikan dokter sesuai keinginan orang tua dan memilih pindah ke fakultas pertanian. Kepindahan ini membuat Bapak marah dan tidak mau menegur," kenang Estu, sapaan akrab Sadarestuwati saat menjadi pembicara bedah Novel Meraih Mimpi yang merupakan rangkaian acar Pekan Kehumasan MPR, Rabu (10/11).
Menyikapi kondisi tersebut, dia pun bertekad untuk hidup mandiri karena tak ingin meminta biaya kuliah kepada orang tuanya.
"Saya rela menjadi sopir taksi, berjualan beras di Surabaya, dan tidak malu-malu menjalani profesi sebagai sales," cerita Estu.
Sukses meraih gelar sarjana pertanian, dia terus melanjutkan usahanya yang semakin besar hingga akhirnya dipercaya memimpin sebuah BUMN yang beroperasi di Surabaya.
“Jangan pernah merasa paling rendah dan paling tidak mampu, karena tidak memiliki apa-apa. Sebaliknya jadikan kesulitan karena tidak memiliki apa-apa. Jadikan itu sebagai energi positif untuk mengejar cita-cita dan meraih kesuksesan,” pesannya.
Anggota MPR Sadarestuwati menceritakan sebagian kisah perjalanan hidupnya saat menjadi pembicara di bedah Novel Meraih Mimpi
- Pejabat Komdigi Lindungi Judol, Eddy Soeparno: Merusak Generasi Muda
- Ibas Soroti Isu Kekerasan Seksual: KIta Harus Speak Up, Waspada, dan Berani Melapor
- Lestari Moerdijat: Keberlangsungan Industri Media Butuh Dukungan Negara
- Ibas Demokrat Ajak Anak Muda Jangan Suka Flexing, Jadilah Kreatif dan Produktif
- Jadi Irup Hari Sumpah Pemuda, Deputi Hentoro Sampaikan Pesan Menpora Dito Ariotedjo
- Lestari Moerdijat: Deteksi Dini Kanker Payudara Harus Terus Dilakukan