Sadaring Satupena 6: Kebiasaan Lokal Jadi Tantangan Pegiat Literasi

Sadaring Satupena 6: Kebiasaan Lokal Jadi Tantangan Pegiat Literasi
Suasana Sadaring #6 Satupena bertajuk “Suara-Suara dari Lumbung Literasi” pada Minggu (31/10/2021) yang dilakukan secara virtual. Foto: Tangkapan layar

“Ini kan cita-cita bersama suami. Berharap Ma'hat Aly memberi pendidikan murah, sehingga mereka lebih terpapar literasi,” tutur Iffah.

Investasi Literasi

Pegiat literasi dan kurator buku anak Debby Loekito Goeyardi mengatakan literasi dini yang dia kelola melalui Yayasan Kanaditya Denpasar, diharapkan mejadi investasi literasi bagi generasi penerus bangsa.

“Literasi itu kan bisa dimulai dari dalam kandungan lewat para ibu kemudian berlanjut kepada anak-anak sampai usia 18 tahun,” kata Debby.

Debby dan kawan-kawan bersitekun menggalang literasi bagi anak-anak buruh suwun (buruh sunggi belanjaan) di pasar-pasar di kota Denpasar.      

“Umumnya anak-anak ini juga bekerja dengan ibunya dan mereka sebagian besar tidak bisa baca dan tulis,” katanya.

Selain mengajar membaca dan menulis, memasok buku-buku bacaan, Debby juga menggelar aneka perlombaan sebagai keluaran dari gerakan literasi yang dia gemakan.

Belakangan yayasan bahkan juga menangani advokasi bagi para ibu dan anak korban KDRT.

Kebiasaan-kebiasaan lokal yang telah berakar pada masyarakat menjadi tantangan yang tak mudah diretas oleh para pegiat literasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News