Safari Harmoko

Jenis korannya itulah yang membuat Pak Harmoko kurang dikesankan sebagai wartawan intelektual.
Namun, beliau itu memang sangat kaya ide. Dan selalu mengerjakan idenya itu. Beliau seperti kipas angin –berputar terus.
Banyak yang mengatakan beliau itu tidak punya pusar –istilah Jawa untuk menggambarkan orang yang tidak pernah istirahat.
Banyak sekali langkah beliau sebagai menteri penerangan. Istilah ''sambung rasa'' sangat terkenal. Ada pula ''kelompencapir'': kelompok pendengar (radio), pembaca (koran), dan pemirsa (TV). Ada juga koran masuk desa. TV masuk desa. Dan yang abadi adalah: Safari Ramadan.
Beliau juga sangat cinta budaya Jawa. Beliau bisa mendalang wayang kulit. Bisa menulis geguritan - -puisi berbahasa Jawa.
Beliau sedih ketika majalah berbahasa Jawa kian redup. Beliau minta agar saya menghidupkan majalah berbahasa Jawa, Jayabaya (baca: Joyoboyo).
"Kita ajak nanti seluruh redaksi Jayabaya rapat. Saya akan hadir. Nanti rapatnya harus pakai bahasa Jawa," kata beliau.
Beliau pun ke Surabaya. Seluruh awak Jayabaya berkumpul. Saya yang memimpin rapat itu. Saya menggunakan bahasa Jawa sepenuhnya. Sesuai dengan petunjuk beliau.
Pak Harmoko kejang di dalam sendang itu. Tidak ada satu wartawan pun yang mendengar.
- Solek Cleopatra
- Golkar Perintahkan Seluruh Kader yang Terpilih Jadi Kepala Daerah Wajib Ikut Retret
- Sesal Kabur
- Komisi III Bentuk Panja Pengawasan Impor, Legislator Golkar Singgung Modus Penyimpangan
- Golkar Hormati Hak Prerogatif Prabowo dalam Reshuffle Kabinet
- Soal Demonstrasi Indonesia Gelap, Elite Golkar: Bagus, Membuat Peringatan Waspada