Sah, Pakistan Dipimpin Mantan Atlet Kriket
Kemarin penghitungan suara sempat terhenti. Alasannya, terjadi kesalahan teknis yang tidak memungkinkan penghitungan balot dilanjutkan. Komisi Pemilu Pakistan alias Election Commission of Pakistan (ECP) menjelaskan bahwa penghitungan terhenti saat suara yang dihitung baru 48 persen. ’’PTI unggul dengan 113 kursi,’’ terang juru bicara ECP.
Terhentinya penghitungan suara tersebut sempat membuat musuh-musuh politik Khan berteriak. Mereka menjadikannya sebagai bukti kecurangan.
Pemimpin Partai Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N) Shehbaz Sharif langsung menolak hasil penghitungan suara. ’’Ada terlalu banyak kecurigaan dan indikasi kecurangan,’’ ungkapnya.
Sharif menuduh militer ikut campur dalam penghitungan suara. Karena itulah, PTI diuntungkan. ’’Awalnya, saya kira pemilu ini bisa membuat warga kembali memiliki hak pilihnya secara penuh. Bisa memilih dengan bebas. Tapi, saya salah,’’ tuturnya sebagaimana dilaporkan Dawn. Menurut dia, kecurangan pemilu telah membawa Pakistan mundur tiga dekade.
Di tempat terpisah, Ketua Pakistan Peoples Party (PPP) Bilawal Bhutto Zardari ikut melontarkan protes. Dia mempertanyakan proses rekapitulasi yang sangat lambat.
Sementara itu, Khan menanggapi protes dengan santai. Dia bahkan tidak terpengaruh. Sebaliknya, dia malah banyak berbicara tentang masa depan. Yakni, setelah menjadi perdana menteri (PM) nanti.
Salah satu janji yang Khan lontarkan adalah tidak tinggal di rumah dinas PM yang megah. Itulah caranya untuk membuktikan kesederhanaan.
Menurut dia, rumah dinas PM lebih cocok dijadikan sebagai lembaga pendidikan. ’’Saya terlalu malu untuk tinggal di rumah sebesar itu,’’ jelasnya. (bil/c14/hep)
Ambisi Imran Khan tercapai. Kemarin, Kamis (26/7) hasil penghitungan cepat pemilihan umum (pemilu) Pakistan berpihak kepadanya
Redaktur & Reporter : Adil