Saham dan Rupiah Terjungkal!
jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan tergerus 69,529 poin (1,333 persen) ke level 5.146,038 dalam sesi perdagangan Rabu (14/9) kemarin. Sementara itu, kumpulan saham paling likuid dalam indeks LQ45 anjlok 14,11 poin (1,58 persen) ke posisi 881,38.
Itu melanjutkan tren negatif IHSG pada pekan ini. Sebelumnya, indeks melemah 1,256 persen pada Selasa (13/09).
Pada perdagangan kemarin, investor asing melanjutkan aksi jual dengan mencatatkan penjualan bersih Rp 841 miliar. Meski begitu, sejak awal tahun sampai kemarin, secara kumulatif investor asing masih membukukan pembelian bersih Rp 35,351 triliun.
Penurunan IHSG sejalan dengan situasi global. Kemarin pasar saham di Asia mayoritas berguguran.
Indeks Composite Shanghai turun 0,11 persen, indeks Hang Seng terperosok 0,69 persen, indeks Nikkei 225 merosot 0,32 persen, dan indeks Straits Times terpangkas 0,32 persen.
Nilai tukar rupiah juga melemah cukup signifikan. Kemarin rupiah ditutup pada level Rp 13.228 per USD. Meningkat tipis jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp 13.151 per USD.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai, ada dua pemicu pelemahan rupiah. Pertama, terkait dengan isu kenaikan suku bunga The Fed.
’’Sampai kemarin, orang mengira tingkat bunga The Fed naik. Namun, hari ini mulai yakin enggak,’’ ujarnya di gedung DPR, Jakarta, kemarin (14/9).
JAKARTA – Indeks harga saham gabungan tergerus 69,529 poin (1,333 persen) ke level 5.146,038 dalam sesi perdagangan Rabu (14/9) kemarin.
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024